Beberpa waktu lalu, Kota Bandung dikepung oleh timbunan sampah. Di setiap sudut kota dan jalan, tampak sampah yang menggunung, bahkan beberapa di antaranya mengakibatkan kemacetan lalu lintas serta menebarkan bau busuk.Semua orang bilang, "Sampah lagi, sampah lagi!" Tapi, sebenarnya apa sih sampah? Menurut pengertian dalam kamus besar bahasa Indonesia, sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia ataupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis dan tidak terpakai lagi.Sampah di antaranya berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, pasar, rumah sakit, sekolah, dan lainnya. Sampah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sampah anorganik (kering) yang antara lain berasal dari logam, plastik, besi, dan botol. Kedua, sampah organik (basah) yang antara lain berasal dari sisa sayuran dan buah-buahan. Terakhir, sampah yang dikategorikan dapat membahayakan, contohnya baterai, kaleng racun serangga, dan botol obat.Jika sampah itu tetap dibiarkan menggunung, bisa-bisa kesehatan kita semua terancam. Mengapa? Karena jika sampah dibiarkan, apalagi tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan maka akan menimbulkan penyakit. Tidak hanya itu, bau busuk yang menyengat hidung merupakan tanda adanya pencemaran atau polusi udara. Selain itu, air licit atau air lindi yang berasal dari sampah dapat merusak tanah. Selain itu, air lindi mengandung bakteri e-coli yang bisa menyebabkan diare.Tentunya, kita tidak dapat menunggu tangan pemerintah untuk segera menanggulangi permasalahan sampah. Apalagi, katanya tempat pembuangan akhir (TPA) itu 'kan ada batas waktunya. Bagaimana jika TPA itu sudah habis masa berlakunya dan Kota Bandung mengalami kesulitan lagi? Untuk itu, ayo kita bantu pemerintah. Salah satunya dengan ikut serta dalam penanganan sampah.Misalnya, pertama kita pisahkan sampah organik dan anorganik di dalam wadah yang berbeda. Karena sampah organik dapat mengalami pembusukan secara alami maka sebaiknya dibuang di dalam lubang yang kita siapkan di sekitar rumah. Tidak usah besar, kira-kira 0,5 meter. Jika sudah terisi hingga tiga perempatnya, tumpukan sampah itu ditutup dengan tanah dan biarkan beberapa lama. Sampah di dalam tanah bisa menjadi kompos sehingga bisa dijadikan pupuk.Kedua, dengan cara pembakaran. Namun, pembakaran tentunya harus dilakukan di tempat yang agak jauh dari permukiman. Jangan sampai kita nantinya ditimpukin tetangga akibat sesak mengisap asap dari sampah yang kita bakar itu.Jika kita mau, sampah-sampah yang kita anggap tidak berguna bisa kita olah. Misalnya kertas yang bertebaran di sekitar kita dapat digunakan kembali atau didaur ulang. Kemudian, botol bekas wadah kecap, saus, sirup, dan lainnya, plastik bekas wadah sampo, ember masih ada nilai ekonomisnya. Kumpulkan dan bersihkan, jual ke tukang loak deh! Lumayan 'kan, dapat tambahan uang saku.Dengan mengelola sampah sendiri, banyak sekali manfaat yang kita dapat. Lingkungan menjadi bersih, nyaman, menghemat sumber daya alam, menghemat energi, menghemat lahan TPA, dan terakhir tentunya dapat menambah penghasilan. Bagaimana, tertarik?rsc, melaporkan
RSC 107,7 FM INFO >
29 Juni 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar